Jumat, 18 April 2014

Tidur

Aku tepat disebelahmu detik ini. sudah hampir enam puluh lebih empat menit aku bercerita panjang lebar kepadamu tentang banyak kelumit. Aku tertawa-tawa ketika asik bercerita tentang cita-cita pameran kita. Aku merengut sungut ketika celotehku seputaran kuliah sialan. Lalu menangis haru ketika mencurahkan rinduku yang menggebu pada ibu, dan pada kamu. 

Aku bercerita, seharian kemarin dunia kita terjadi apa saja. Enam puluh lebih empat menit kamu mendengar aku sibuk komat-kamit. Kamu mendengarku, aku tau. Walau detik ini dan detik sepanjang 3840 detik tadi kamu menutup mata dan sedang berada entah dimana.

Kita berbaring berhadapan dan tangan kita berpegangan. Lima menit sekali aku mengusap rambutmu perlahan. sepuluh menit sekali aku membersihkan tetesan air liur karena kamu selalu lupa menutup mulut ketika tidur dan keasikan mendengkur. Dua puluh menit sekali aku berganti ekspresi. Dan enam puluh menit ini aku merasa lega sudah mencurahkan segala rupa tentang hidup dan 24 jam-nya kepadamu yang tercinta.

Mata kita bertatapan. Walaupun yang punya kamu sedang terpejam. Kita hanya berdua disini detik ini. tapi aku tau jiwamu sedang dibawa pergi. Ke sebuah alam raya tanpa basa basi duniawi yang aku sebut galaksi mimpi. Entah bersama siapa dan dengan suasana apa. Di dunia yang sebelah sana kamu pasti sedang asik menikmati satu cerita. Kadang dua. kadang tiga. Kadang tidak jelas berapa jumlahnya. Penduduk galaksi mimpi sangat hobi mengganti tema ceritanya sendiri sesuka hati.

tapi aku suka berada di sana. Aku suka tidur dan mendengkur. Karena tidur adalah transportasi menuju galaksi mimpi. Seperti kamu saat ini. dan seperti aku sebentar lagi. menikmati fiksi yang berganti-ganti setiap hari. Hahahaha itu keren ! aku suka. Aku suka dan aku sangat suka berada disana. Penduduk galaksi mimpi pasti mempertontonkan fiksi yang sutradaranya si tuan operasi imajinasi. Dan yang paling aku suka dari sana adalah ketika alam raya luar biasa itu tiba-tiba menjadikan kamu sebagai tokoh utama cerita. Haha. Dalam fiksi di galaksi mimpi, kamu menjadi tokoh utama yang aku penontonnya. Tidak jarang juga, kita menjadi aktor utama bersama. Berdua. Dengan alur cerita yang selalu berbeda-beda. Romantis, ya ?

kadang aku suka menjadikan mereka tidak sekedar maya. Fiksi dalam galaksi mimpi kuingat sedemikian rupa lalu aku jadikan sederet kata dalam ketikan nyata. Inspirasi untaian aksara dari si sutradara yang entah siapa. Itu hebat ! menjadi penulis karena inspirasi yang dipertontonkan gratis. Si tuan operasi imanjinasi memang patut diberikan seabrek kata terima kasih.

Menginjak detik 4320. Kamu masih asik di alam raya sebelah sana. Aku penasaran kamu sedang menikmati suasana yang seperti apa. Dengan siapa dan tokoh utamanya berperan apa. Tapi aku tau itu mustahil. Karenanya aku sudah tersenyum senang hanya dengan melihatmu terlelap tenang. Semakin dengkurmu menderu berarti cerita bunga tidurmu semakin seru.

sampai cium mesra ku di pipi kanan kiri mengembalikanmu ke bima sakti. Kamu lalu mengelap sendiri sisa air liurmu dan membuka mata malu-malu. Aku tersenyum lega. Curahan hati ku sudah sampai pada titiknya. Kamu mendengar semuanya. Dan aku selesai mencurahkan segala rupa kisah tawa dan air mata.  Sekarang kamu harus mandi dan mengejar mimpi duniawi. Berganti. Kini giliran aku memulai perjalanan ke galaksi fiksi. Eh lupa ! aku harus menyampaikan kepadamu soal yang ini. sebelum aku terlanjur dijemput mesin transportasi, kamu harus mendengar kesimpulan dari cerita enam puluh lebih empat menit ku tadi : di galaksi mimpi ataupun bima sakti, bisa kupastikan cinta ini bukan fiksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...