Aku tepat disebelahmu detik ini.
sudah hampir enam puluh lebih empat menit aku bercerita panjang lebar kepadamu
tentang banyak kelumit. Aku tertawa-tawa ketika asik bercerita tentang
cita-cita pameran kita. Aku merengut sungut ketika celotehku seputaran kuliah
sialan. Lalu menangis haru ketika mencurahkan rinduku yang menggebu pada ibu,
dan pada kamu.
Aku bercerita, seharian kemarin
dunia kita terjadi apa saja. Enam puluh lebih empat menit kamu mendengar aku
sibuk komat-kamit. Kamu mendengarku, aku tau. Walau detik ini dan detik
sepanjang 3840 detik tadi kamu menutup mata dan sedang berada entah dimana.
Kita berbaring berhadapan dan
tangan kita berpegangan. Lima menit sekali aku mengusap rambutmu perlahan.
sepuluh menit sekali aku membersihkan tetesan air liur karena kamu selalu lupa
menutup mulut ketika tidur dan keasikan mendengkur. Dua puluh menit sekali aku
berganti ekspresi. Dan enam puluh menit ini aku merasa lega sudah mencurahkan
segala rupa tentang hidup dan 24 jam-nya kepadamu yang tercinta.
Mata kita bertatapan. Walaupun
yang punya kamu sedang terpejam. Kita hanya berdua disini detik ini. tapi aku
tau jiwamu sedang dibawa pergi. Ke sebuah alam raya tanpa basa basi duniawi
yang aku sebut galaksi mimpi. Entah bersama siapa dan dengan suasana apa. Di dunia
yang sebelah sana kamu pasti sedang asik menikmati satu cerita. Kadang dua.
kadang tiga. Kadang tidak jelas berapa jumlahnya. Penduduk galaksi mimpi sangat
hobi mengganti tema ceritanya sendiri sesuka hati.
tapi aku suka berada di sana. Aku
suka tidur dan mendengkur. Karena tidur adalah transportasi menuju galaksi
mimpi. Seperti kamu saat ini. dan seperti aku sebentar lagi. menikmati fiksi
yang berganti-ganti setiap hari. Hahahaha itu keren ! aku suka. Aku suka dan
aku sangat suka berada disana. Penduduk galaksi mimpi pasti mempertontonkan
fiksi yang sutradaranya si tuan operasi imajinasi. Dan yang paling aku suka
dari sana adalah ketika alam raya luar biasa itu tiba-tiba menjadikan kamu
sebagai tokoh utama cerita. Haha. Dalam fiksi di galaksi mimpi, kamu menjadi
tokoh utama yang aku penontonnya. Tidak jarang juga, kita menjadi aktor utama
bersama. Berdua. Dengan alur cerita yang selalu berbeda-beda. Romantis, ya ?
kadang aku suka menjadikan mereka
tidak sekedar maya. Fiksi dalam galaksi mimpi kuingat sedemikian rupa lalu aku
jadikan sederet kata dalam ketikan nyata. Inspirasi untaian aksara dari si
sutradara yang entah siapa. Itu hebat ! menjadi penulis karena inspirasi yang
dipertontonkan gratis. Si tuan operasi imanjinasi memang patut diberikan seabrek
kata terima kasih.
Menginjak detik 4320. Kamu masih
asik di alam raya sebelah sana. Aku penasaran kamu sedang menikmati suasana
yang seperti apa. Dengan siapa dan tokoh utamanya berperan apa. Tapi aku tau
itu mustahil. Karenanya aku sudah tersenyum senang hanya dengan melihatmu
terlelap tenang. Semakin dengkurmu menderu berarti cerita bunga tidurmu semakin
seru.
sampai cium mesra ku di pipi
kanan kiri mengembalikanmu ke bima sakti. Kamu lalu mengelap sendiri sisa air
liurmu dan membuka mata malu-malu. Aku tersenyum lega. Curahan hati ku sudah
sampai pada titiknya. Kamu mendengar semuanya. Dan aku selesai mencurahkan
segala rupa kisah tawa dan air mata. Sekarang kamu harus mandi dan mengejar mimpi
duniawi. Berganti. Kini giliran aku memulai perjalanan ke galaksi fiksi. Eh lupa
! aku harus menyampaikan kepadamu soal yang ini. sebelum aku terlanjur dijemput
mesin transportasi, kamu harus mendengar kesimpulan dari cerita enam puluh
lebih empat menit ku tadi : di galaksi
mimpi ataupun bima sakti, bisa kupastikan cinta ini bukan fiksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar